Author: Susan Edelman, Samantha Olander

Dalam beberapa tahun terakhir, kecerdasan buatan (AI) telah mengubah banyak sektor, dan bidang pendidikan tidak terkecuali. Sebuah kebijakan baru yang diperkenalkan oleh sebuah sekolah menengah terkenal di Queens telah memicu perdebatan besar tentang integritas akademik dan peran teknologi dalam pembelajaran. Sekolah tersebut memutuskan untuk melarang esai yang dibawa pulang saat liburan musim panas, mengharuskan siswa menulisnya di dalam kelas untuk mencegah kecurangan melalui alat AI seperti ChatGPT. Keputusan ini mendapat tanggapan keras dari siswa yang menganggapnya tidak adil, sementara pendidik membela sebagai langkah penting untuk memastikan pembelajaran yang otentik.
Penggunaan alat AI untuk menyelesaikan tugas telah menjadi isu kontroversial di seluruh sistem pendidikan. Di era di mana siswa memiliki akses ke teknologi canggih yang mampu menghasilkan teks koheren hanya dengan sekali klik, pendidik ditugaskan merancang penilaian yang secara akurat mengukur pemahaman siswa tanpa gangguan dari bantuan otomatis. Insiden terkenal tentang penyalahgunaan teknologi ini telah meningkatkan kekhawatiran di kalangan pendidik mengenai kualitas karya yang dikirimkan dalam lingkungan akademik.
Pendukung kebijakan esai tulisan tangan berargumen bahwa hal ini memperkuat budaya keaslian dan kejujuran akademik. Para guru semakin khawatir bahwa keberadaan AI akan merusak keterampilan dasar menulis dan berpikir kritis. Mereka menekankan bahwa dengan mengharuskan siswa menulis esai secara manual di bawah pengawasan, siswa akan lebih memahami materi dan mengembangkan keterampilan analisis yang lebih mendalam.
Di sisi lain, siswa mengungkapkan frustrasi mereka, menuduh bahwa kebijakan tersebut adalah jawaban usang terhadap tantangan modern. Mereka berargumen bahwa AI adalah bagian integral dari lanskap teknologi saat ini, dan daripada melarangnya, pendidik seharusnya fokus mengajarkan siswa cara menggunakan alat ini secara bertanggung jawab. Ada sentimen yang berkembang di kalangan siswa bahwa pendidikan harus berkembang seiring teknologi untuk mempersiapkan mereka menghadapi dunia kerja di mana AI akan memainkan peran penting.
Di luar pendidikan, dunia investasi menyaksikan evolusi teknologi yang serupa dengan munculnya alat keuangan berbasis AI. Salah satu peluang investasi yang sedang berkembang adalah Ozak AI, sebuah platform cryptocurrency yang menjanjikan pengembalian besar bagi para investor. Menurut laporan terbaru, Ozak AI berpotensi menawarkan pengembalian pertumbuhan 200x, menarik minat besar dalam lanskap di mana kendaraan investasi tradisional menjadi semakin tidak stabil.

Ozak AI menjanjikan pertumbuhan investasi yang signifikan di pasar cryptocurrency yang berkembang.
Seiring AI terus mendefinisikan ulang pasar, potensi pengembalian tinggi dari investasi telah menyebabkan lonjakan minat di kalangan investor yang mencari peluang besar berikutnya. Ozak AI merupakan contoh bagaimana AI dapat digunakan tidak hanya untuk meningkatkan teknologi yang sudah ada tetapi juga untuk menciptakan lanskap investasi yang benar-benar baru. Banyak analis keuangan percaya bahwa perusahaan seperti Ozak AI berada di garis depan gelombang inovasi cryptocurrency, menekankan pentingnya melakukan due diligence sebelum berinvestasi.
Sementara itu, kinerja historis perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam AI, seperti Nvidia, menunjukkan keuntungan dari investasi di perusahaan berbasis teknologi. Nvidia telah menjadi pemain kunci dalam revolusi AI, meraih keberhasilan melalui teknologi GPU dan kepemimpinan pasar yang signifikan. Analisis menunjukkan bahwa investasi sebesar $10.000 di saham Nvidia lima tahun lalu akan menghasilkan keuntungan besar, menguatkan gagasan bahwa perusahaan teknologi semakin memberi imbal hasil kepada pemegang sahamnya.

GPU Nvidia menjadi pusat pertumbuhan AI, menjadikannya investasi yang berharga.
Namun, kemajuan ini tidak tanpa risiko. Kekhawatiran tentang penyalahgunaan AI melampaui pendidikan dan masuk ke bidang keamanan dan etika. Sebuah artikel terbaru membahas potensi penggunaan AI dalam menciptakan senjata biologis dan kimia, menyoroti sifat dua sisi dari kemajuan teknologi. Saat masyarakat merangkul manfaat AI, mereka juga harus berhadapan dengan implikasi terhadap keselamatan dan keamanan.
Investor disarankan untuk menavigasi lanskap yang kompleks ini dengan hati-hati. Saat mereka mempertimbangkan masuk ke sektor yang dipengaruhi AI seperti teknologi dan keuangan, memahami potensi ancaman dan pertimbangan etis menjadi sangat penting. Seruan untuk regulasi di ruang AI semakin keras, bertujuan menciptakan kerangka kerja yang menyeimbangkan inovasi dengan keselamatan.
Selain itu, peringatan kualitas udara yang signifikan di Amerika Serikat, seperti yang dilaporkan oleh Layanan Cuaca Nasional, menggambarkan bagaimana faktor lingkungan dapat berinteraksi dengan teknologi. Peringatan tersebut, yang mendorong warga untuk menghindari aktivitas yang dapat memperburuk kualitas udara, menunjukkan bahwa perilaku pengguna juga menyesuaikan diri seiring wawasan teknologi dan analitik prediktif.

Peringatan kesehatan tentang kualitas udara menyoroti persimpangan teknologi dan keselamatan masyarakat.
Kasus penutupan aplikasi pemindai PDF Lens milik Microsoft yang direncanakan menyoroti perubahan dalam ketersediaan perangkat lunak saat perusahaan beralih ke teknologi baru, seperti solusi berbasis AI. Pengguna didorong untuk beralih ke produk alternatif, seperti aplikasi AI Copilot, mencerminkan pergeseran lebih luas dalam prioritas pengembangan teknologi.
Singkatnya, persimpangan AI dengan pendidikan dan investasi menunjukkan peluang transformasional maupun tantangan besar yang datang dengan kemajuan teknologi yang cepat. Saat sekolah berusaha menjaga integritas akademik dalam lingkungan yang didukung AI dan investor mencari peluang besar berikutnya di pasar yang tidak stabil, pendekatan kolaboratif antara para pemangku kepentingan—pendidik, investor, dan teknologi—akan sangat penting dalam membentuk masa depan yang memanfaatkan AI secara positif untuk semua.