technologygaming
July 9, 2025

AI dalam Dunia Permainan: Revolusi atau Risiko?

Author: Itzel Luna, Associated Press

AI dalam Dunia Permainan: Revolusi atau Risiko?

Industri permainan sedang berada di ambang revolusi, saat aktor permainan video bersiap untuk memilih kontrak baru yang dapat mendefinisikan kembali peran mereka di dunia yang semakin dipengaruhi oleh kecerdasan buatan (AI). Setelah hampir setahun mogok kerja, kesepakatan sementara yang disetujui oleh dewan serikat pada bulan Juni bertujuan untuk mengembalikan para pemain permainan video ke studio, kini dengan kondisi yang mengatasi keberadaan AI yang terus berkembang.

Dalam beberapa tahun terakhir, AI tidak hanya meningkatkan pengalaman bermain game tetapi juga menimbulkan kekhawatiran tentang masa depan pekerjaan di bidang gaming. Dengan munculnya karakter dan avatar yang dihasilkan AI, aktor khawatir bahwa pertunjukan unik mereka mungkin menjadi usang. Negosiasi antara serikat pekerja permainan video dan studio besar telah menjadi medan tempur penting terkait isu-isu seputar AI, khususnya mengenai bagaimana AI akan diintegrasikan ke dalam penciptaan karakter digital yang menyerupai aktor manusia.

Aktor permainan video membahas masa depan mereka seiring kemajuan AI.

Aktor permainan video membahas masa depan mereka seiring kemajuan AI.

Selain itu, kontrak sementara mencakup ketentuan yang bertujuan melindungi aktor dari penggantian oleh AI. Serikat pekerja mengadvokasi panduan yang jelas tentang bagaimana AI dapat digunakan dalam pengembangan permainan video — khususnya memastikan bahwa pertunjukan manusia tetap menjadi bagian integral dari penciptaan karakter dan cerita interaktif.

Seiring berkembangnya penggunaan AI dalam permainan video, potensi untuk menciptakan karakter yang tampak hidup melalui teknologi AI telah menjadi pedang bermata dua. Meskipun AI dapat menyediakan suara, animasi, bahkan seluruh pertunjukan, pertanyaannya tetap apakah karya digital ini benar-benar dapat menangkap kedalaman dan nuansa emosi manusia yang dibawa oleh aktor berbakat ke dalam peran mereka.

Sejalan dengan kekhawatiran aktor, ada diskusi tentang kemajuan seperti peluncuran Cerebras Inference Cloud di AWS Marketplace. Teknologi ini menjanjikan peningkatan aplikasi berbasis AI, menyediakan alat canggih bagi pengembang untuk membangun pengalaman interaktif. Dengan alat seperti ini, perusahaan dapat memanfaatkan AI untuk menciptakan dunia yang lebih imersif sambil menghadapi pertimbangan etika tentang siapa dan apa yang akan menghidupkan cerita.

Ketegangan antara kemajuan teknologi dan keaslian artistik ini terlihat jelas dari munculnya performer virtual seperti Bloo, seorang YouTuber berbasis AI yang meraih jutaan pelanggan. Didirikan oleh Jordi van den Bussche, popularitas Bloo menunjukkan era baru dalam penciptaan konten digital di mana manusia bukan satu-satunya kontributor hiburan.

Selain diskusi tentang AI dalam dunia game, terdapat implikasi yang lebih luas terkait keamanan pekerjaan di sektor teknologi, yang digambarkan oleh pengungkapan seorang pekerja yang memiliki 19 pekerjaan sekaligus di Silicon Valley. Kasus ini mengungkapkan budaya yang didorong oleh etika kerja yang tidak konvensional, di mana individu berusaha memaksimalkan penghasilannya sekaligus berisiko merusak reputasi mereka.

Namun, di tengah ketakutan akan penggantian pekerjaan, AI menawarkan peluang besar. Seiring meningkatnya efisiensi melalui otomatisasi, fokus bagi seniman dan performer manusia mungkin beralih ke peran yang mengedepankan kreativitas dan kecerdasan emosional, aspek di mana AI saat ini masih kesulitan menandingi kejeniusan manusia.

Sebagai penutup, saat aktor permainan video menghadapi kontrak baru mereka dan AI mengubah lanskap industri, masa depan permainan berada di persimpangan jalan. Ini adalah waktu yang tepat bagi semua pihak untuk berdialog, sehingga tercapai keseimbangan yang menghormati bakat kreatif pemain manusia sekaligus memanfaatkan kemajuan AI yang dapat mendefinisikan ulang dunia hiburan interaktif.